Seperti kutipan artikel berikut yang saya ambil dari KOMPAS.com berikut ini.
“Saat upacara, saya diminta ke depan barisan karena badge saya tidak baru. Saya takut karena kalau tidak beli orangtua saya akan dipanggil,” kata Fitri, Rabu (14/9/2011).
Fitri
mengungkapkan, saat dihukum, seorang guru mengancam akan memanggil
orangtuanya kalau tiga kali lagi dipergoki masih berseragam lama.
Saat
kenaikan kelas, ia sudah mencoba menjelaskan kepada pihak sekolah bahwa
orangtuanya belum mampu membelikan seragam lengkap. Tetapi,
penjelasannya itu tidak dipedulikan, hingga akhirnya ia dihukum saat
upacara berlangsung.
Sepulang sekolah, Senin lalu, Fitri menangis sepulang dari sekolah. “Saya kaget, Fitri menangis. Ia mengaku dihukum karena bet (badge) seragamnya tak baru. Saya tidak kuat membelinya,” kata ayah Fitri, Untung Budi Raharjo.
Penarik
becak ini mengaku, untuk datang ke sekolah dan menjelaskan kondisinya,
ia tidak berani. Ia mengaku pusing begitu tahu harga kelengkapan seragam
anaknya.
Kelengkapan itu, antara lain, baju batik seharga Rp
55.000, seragam olahraga Rp 65.000, seragam laboratorium Rp 30.000, kaus
kaki 16.000, logo sekolah dan badge Rp 16.000, dan paket
seragam lain.
Selain seragam, siswa juga harus membayar kartu identitas
dan asuransi Rp 25.000, pas foto, dan lembar jawaban komputer Rp 27.000.
Daftar ‘belanja’ itu totalnya mencapai Rp 350.000.
“Kalau nyicil
kami bisa. Tetapi kata sekolah tak boleh dicicil. Ada yang mengangsur
Rp 50.000, dikembalikan,” tambah Nurul Latifah, ibu Fitri.
Baik
Untung maupun Nurul heran, mengapa seluruh siswa diwajibkan membeli
seragam baru. Padahal, baju batik dan seragam olahraga yang lama masih
layak digunakan.
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah papan
warisan keluarga di Jl Sidokapasan IV. Di dindingnya tertempel stiker
tanda penghuninya keluarga miskin. Lantai semen juga sekaligus menjadi
tempat tidur bagi keluarga itu
Tanggapan pihak sekolah
Tanggapan pihak sekolah
Kepala
SMPN 37, Shohibur Rachman berdalih, hukuman yang diberikan kepada Fitri
dan siswa lainnya merupakan upaya penegakan disiplin. “Tetapi khusus
Fitri jadi catatan dan koreksi kami. Tak mungkin guru hapal kondisi
setiap siswa,” katanya
Shohibur mengatakan, pihak sekolah
tengah mendata siswa miskin yang berhak mendapatkan seragam baru gratis.
“Ada dana khusus untuk itu siswa miskin dari kelas satu hingga kelas
tiga. Tiap jenjang mendapat jatah Rp 15 juta yang diambilkan dari
keuntungan koperasi,” ujarnya.
Sumber : KOMPAS.com
Add to Cart
Sumber : KOMPAS.com
0 komentar:
Post a Comment