Selama ini, Osteoporosis selalu diidentikkan sebagai penyakit yang menyerang kalangan tua
saja. Pendapat ini tidak seluruhnya benar lho Sobat Biang Pintar. Pasalnya, kini
osteoporosis mulai banyak mengancam wanita usia produktif. Nah lho bahaya kan?? Kita-kita yang kelihatannya sehat dari luar, belum tentu sehat didalamnya. Gak mau kan momen-momen berharga kamu terganngu si penyakit tulang itu??
Faktor apa yang mempengaruhi Osteoporosis bisa berkembang di usia produktif ??
Faktor Gaya Hidup
Dikutip dari Okezone.com. Patah tulang akibat osteoporosis merupakan
penyebab fatal kelumpuhan dan kematian. Begitulah yang dikatakan dr.
Siti Annisa Nuhonni, SpRM, ahli Rehabilitasi Medik FKUI _ RSCM.
Mengerikan bukan? Ya, osteoporosis adalah penyakit memburuknya kepadatan
tulang lebih cepat dari yang secara alami direstrukturisasi tubuh.
Akibatnya, tulang menjadi tipis, rapuh dan mudah patah.
Apalagi
gaya hidup yang dilakukan para wanita usia muda masa kini, semakin
memicu meningkatnya gejala osteoporosis. Seperti, kurangnya kualitas
asupan vitamin D dan kalsium yang ideal, kurang berolahraga atau
aktivitas fisik lainnya, sampai masalah hormon (estrogen) pada wanita.
Perempuan Indonesia Rentan Osteoporosis
Umumnya puncak kepadatan
massa tulang tercapai pada usia 25 _ 35 tahun. Itulah mengapa menjaga
kepadatan tulang sejak usia muda sangat penting.
Data
International Osteoporosis Foundation (IOF) tahun 2009 menyebutkan pada
usia 35 tahun, 1 dari 3 orang di kawasan Asia berisiko menderita
osteoporosis. Bahkan, pada rentang usia 25 tahun terdeteksi 25 persen di
antaranya berisiko terkena penyakit tersebut.
Perlu diketahui,
Filipina dan Indonesia menjadi negara dengan catatan terburuk dalam hal
kondisi kepadatan tulang. Wanita Indonesia pada usia 25 _ 65 tahun
berisiko tertinggi terkena osteoporosis dibandingkan negara Asia
lainnya. Prediksi tersebut juga diperkuat oleh data puslitbang Gizi,
Depkes RI tahun 2006 dimana 2 dari 5 wanita Indonesia berpotensi
osteoporosis.
Osteoporosis Musuh Dalam Selimut
Layaknya kanker payudara
dan kanker ovarium yang sering terjadi pada wanita, osteoporosis juga
memiliki risiko sama besar. Mungkin bisa lebih mengerikan. Pasalnya,
osteoporosis tidak memiliki tanda atau memperlihatkan gejala khusus,
sehingga dikategorikan sebagai silent disease atau seperti "musuh dalam
selimut".
"Ketika ada tulang yang retak atau patah baru mulai
terasa nyeri. Biasanya bagian tulang yang sering patah adalah pada
bagian tulang belakang utamanya area depan tulang punggung, tulang
pangkal paha, dan tulang radius/pengumpil (bagian tangan)," ujar Dokter
yang akrab disapa dr. Onni.
Dampaknya pun jangan disepelekan!
Karena, tidak hanya dampak secara finansial _ biaya operasi dan terapi
pengobatan -, tapi juga dapat berimbas pada psikologis. "Bila tulang
yang fungsinya sebagai penopang tubuh sudah retak atau mulai patah, bisa
dibayangkan betapa sulitnya beraktivitas. Kualitas hidup juga akan
menurun," tandas dr. Onni.
Source : http://news.id.msn.com/okezone/lifestyle/article.aspx?cp-documentid=5467405
Add to Cart
0 komentar:
Post a Comment